Untuk sekedar tahu gambaran kondisi umum tentang kesehatannya, seorang pria tidak butuh termometer dan stetoskop. Cukup lihat kemampuan ereksi pada penisnya, sebab pada pria kemampuan tersebut sudah mewakili kondisi kesehatan secara umum.
Mendeteksi kesehatan pria bisa dengan cara melihat seberapa bagus alat kelaminnya berfungsi dengan normal
Untuk   dapat ereksi dengan sempurna, penis membutuhkan elastisitas  pembuluh   darah dan ritme jantung yang stabil untuk memompa darah ke  bagian   tersebut. Pengerasan arteri dan penyumbatan oleh plak dapat  menyebabkan   disfungsi ereksi.
Pengerasan dan penyumbatan pembuluh darah merupakan risiko berbagai gangguan jantung dan pembuluh darah. Karena itu, gangguan ereksi pada pria patut diwaspadai sebagai tanda-tanda adanya faktor risiko tersebut.
Pengerasan dan penyumbatan pembuluh darah merupakan risiko berbagai gangguan jantung dan pembuluh darah. Karena itu, gangguan ereksi pada pria patut diwaspadai sebagai tanda-tanda adanya faktor risiko tersebut.

Sebuah   penelitian di University of Bristol, Inggris pernah mengungkap  bahwa   pria yang lebih aktif secara seksual punya risiko lebih kecil  untuk   mengalami serangan jantung. Dengan tiga kali orgasme tiap pekan  maka   risiko serangan jantung berkurang 50 persen dibandingkan yang lebih    jarang berhubungan seks.
Penelitian   lain juga dilakukan di University of Brussel, Belgia  terhadap pria   berusia 50-55 tahun. Pria yang hanya bercinta sekali dalam  sebulan   punya risiko serangan jantung 70 persen lebih tinggi  dibandingkan yang   lebih sering. Setelah keluar dari rumah sakit, makin  sering  berhubungan  seks makin cepat masa pemulihannya.
“Disfungsi   ereksi sering muncul sebelum serangan jantung terjadi.  Seperti burung   kenari di tambang batubara, ereksi bisa memberi tanda  akan datangnya   bahaya besar bagi pria,” ungkap pakar kesehatan dari  Foxnews Health,  Dr  David Samadi seperti dikutip dari Foxnews, Senin  (3/1/2011).   Hubungannya juga berlaku sebaliknya, untuk dapat berhubungan  seks   secara teratur pria butuh kebugaran fisik dan mental. Hanya pria  sehat   yang mampu mempertahankan ereksi dan melakukan hubungan seks  seaktif   mungkin dengan pasangannya.
Selain   itu, ereksi juga butuh koordinasi saraf yang solid dan  pelepasan   senyawa nitrogen oksida yang berkelanjutan. Kekurangan hormon    testosteron dan kelebihan berat badan seringkali menghambat mekanisme    tersebut.  Kelebihan berat badan dan ketidakseimbangan hormon menandakan    adanya risiko gangguan sistem metabolisme. Dan seperti telah   diketahui,  salah satu komplikasi diabetes yang paling ditakuti pria   adalah  disfungsi ereksi.
sumber :ruanghati.com
 
No comments:
Post a Comment